Kabupaten Lumajang

Petani Cabai dan Semangka di Lumajang Dapat Bantuan Program DBHCHT 

×

Petani Cabai dan Semangka di Lumajang Dapat Bantuan Program DBHCHT 

Sebarkan artikel ini

Foto: Saat Penyaluran Bantuan Sarana Produksi Cabe Rawit kepada Kelompok Tani Awan Gono. (Dok istimewa)

 

LUMAJANG, Transparansi.co.id – Sejumlah petani cabai dan semangka di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah melalui program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Bantuan ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas sekaligus memberi alternatif budidaya bagi petani tembakau.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, Hendra Suwandaru menjelaskan, bahwa bantuan hortikultura ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan solusi jika terjadi kegagalan panen tembakau. Dengan demikian, petani tetap bisa memperoleh keuntungan dari komoditas lain.

“Program ini tidak hanya memberi alternatif usaha tani, tetapi juga mendorong peningkatan luas tanam cabai rawit, cabai merah besar, serta semangka. Harapannya terbentuk kawasan budidaya yang terarah, sesuai standar, dan dapat meningkatkan kualitas serta keuntungan bagi petani,” kata Hendra, Selasa (16/9/2025).

Selain itu, jelas Hendra, pola tanam juga akan diatur agar ketersediaan cabai di pasar tetap terjaga sepanjang tahun. “Dengan pengendalian waktu tanam, kita bisa memastikan pasokan cabai merah besar dan cabai rawit tetap stabil, sehingga harga di pasaran juga lebih terkendali,” jelasnya.

Adapun bantuan yang disalurkan meliputi berbagai sarana produksi pertanian, mulai dari benih, pupuk organik, NPK, kapur pertanian, insektisida, fungisida, mulsa, agen hayati, hingga dekomposer. Bantuan disalurkan kepada tiga kelompok tani dengan total penerima sebanyak 60 petani.

“Ini bagian dari upaya agar petani tembakau tetap memiliki alternatif usaha. Jadi kalau ada kegagalan panen tembakau, mereka bisa beralih ke budidaya hortikultura, seperti cabai atau semangka, sehingga tetap memperoleh keuntungan,”katanya.

Menurut Hendra, bantuan tersebut juga ditujukan untuk memperluas areal tanam cabai rawit dan cabai merah besar, sekaligus menjaga pasokan di pasar. Dengan demikian, harga komoditas bisa lebih terkendali.

“Melalui program ini, kita membentuk kawasan budidaya cabai yang lebih terukur dan sesuai standar. Kita juga perhatikan aspek keamanan pangan, seperti Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), agar residu kimia bisa dikendalikan,” ujarnya.

Tiga kelompok tani yang menjadi penerima bantuan, yakni Poktan Awangono Desa Jatigono Kecamatan Kunir untuk cabai rawit, Kelompok Tani Klumprit Jaya Desa Sumbersuko Kecamatan Sumbersuko untuk cabai merah besar, serta Poktan Rukun Makmur Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun untuk budidaya semangka.

Total anggaran yang dikucurkan untuk cabai merah besar mencapai Rp114 juta, cabai rawit Rp115 juta, dan semangka sekitar Rp72 juta. Bantuan disalurkan melalui sistem pengadaan mini kompetisi agar transparan dan sesuai kebutuhan petani.

Rinciannya, Kelompok Tani Klumprit Jaya menerima pupuk organik 80 zak, pupuk NPK 20 zak, kapur pertanian 40 zak, insektisida 60 botol, fungisida 60 sachet, mulsa 40 roll, agen hayati 60 sachet, dekomposer 60 botol, benih cabai besar 40 sachet, dan pupuk ZA 20 zak.

Untuk Poktan Awangono, bantuan yang diterima meliputi pupuk organik 90 zak, pupuk NPK 30 zak, kapur pertanian 60 zak, insektisida 90 botol, fungisida 60 sachet, agen hayati 60 sachet, dekomposer 60 botol, benih cabai rawit 60 sachet, dan pupuk ZA 60 zak.

Sedangkan Poktan Rukun Makmur Desa Wotgalih mendapatkan 84 pack bibit semangka, pupuk NPK 31 zak, dan pupuk KCL 21 zak.

“Setiap komoditas diikuti oleh 20 orang petani. Harapannya, bantuan ini bisa meningkatkan kualitas produksi, menjaga pasokan, sekaligus menambah keuntungan bagi petani dengan modal yang relatif ringan,” paparnya.

Hendra berharap para petani dapat memanfaatkan bantuan ini sebaik mungkin untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.

“Modal sedikit, tetapi hasil bisa berlipat jika dikelola sesuai arahan teknis. Kami ingin para petani tidak hanya bergantung pada tembakau, melainkan juga memiliki pilihan budidaya lain yang menjanjikan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *