Pemdes Sumberrejo, Kecamatan Candipuro, saat menggelar wayang kulit, di balai desa setempat, Selasa (16/7). (Dok Riyaman/Transparansi.co.id)
LUMAJANG, Transparansi.co.id – Kearifan lokal budaya Jawa kembali semarak di lereng gunung Semeru. Kali ini di Desa Sumberrejo, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Pasalnya, dalam rangka melestarikan tradisi leluhur, pemerintah desa (Pemdes) Sumberrejo menggelar Ruwat Desa yang dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit, siang dan malam, Selasa (16/7/2024).
Ribuan warga desa antusias menghadiri acara ini, menunjukkan semangat mereka dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal. Ruwat desa ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan di setiap dua tahun sekali.
Acara ruwat desa ini dihadiri oleh Forkopimka Kecamatan Candipuro, tokoh masyarakat, tokoh agama, para sesepuh, dan ribuan masyarakat desa
Disela kegiatannya, kepala Desa Sumberejo Hendriq Indra Gunawan, ketika dikonfirmasi transparansi .co.id mengatakan, bahwa acara ruwat desa tersebut memang selalu di adakan setiap dua tahun sekali di desa yang ia pimpin.
“Wayang kulit ini memang yang paling afdhol dalam melakukan ruwatan desa,” katanya.
Dirinya juga mengajak masyarakat agar turut melestarikan, dan menjaga kearifan lokal sebagai budaya warisan leluhur.
“Ruwat desa atau bersih desa merupakan kearifan lokal dan harus dilestarikan”, ucap Hendriq.
Menurutnya, Ruwat Desa bukan hanya tentang membersihkan desa, tetapi juga tentang membersihkan hati dan pikiran, serta menjaga keharmonisan antar warga.
Ia berharap masyarakat hidup guyub, rukun, tentram, serta gotong royong tetap dilestarikan dan menjadi desa yang gemah ripah loh jinawi.
“Disamping untuk melestarikan tradisi leluhur, kegiatan seperti ruwat desa ini juga dapat memupuk silaturahmi, kebersamaan, dan kekompakan, di lingkungan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, Orang nomor satu di Desa Sumberejo ini juga menyampaikan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunianya, dan keamanan di desanya.
“Pada hari ini, kita melaksanakan kegiatan ruwat desa atau sedekah bumi dengan menggelar wayang kulit, dengan lakon “Semar Maneges” dalam keadaan sehat wal’afiat,” ujarnya.
(Riyaman)