Babinsa LumajangKabupaten Lumajang

Masuk Musim Penghujan, Dinas SDA DPUTR Lumajang “Gugur Gunung” Normalisasi Saluran Dam Rakinten 

×

Masuk Musim Penghujan, Dinas SDA DPUTR Lumajang “Gugur Gunung” Normalisasi Saluran Dam Rakinten 

Sebarkan artikel ini

Foto: Djoko Kemin, PLT Kabid SDA Dinas PUTR Lumajang. (Dok transparansi)

LUMAJANG, Transparansi.co.id – Memasuki musim penghujan, Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Lumajang melakukan kegiatan normalisasi sungai di jaringan irigasi Dam Rakinten Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dengan cara Gugur Gunung, Rabu (20/11/24).

banner 325x300

 

Dalam pelaksanaan Gugur Gunung itu sejumlah pihak dilibatkan, diantaranya Pemerintah Desa Tukum, Pemerintah Kecamatan Tekung, dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) serta Tuwowo dua desa setempat.

 

Djoko Heri Prasetyo, pelaksana tugas bidang SDA PUTR Kabupaten Lumajang menyampaikan bahwa kegiatan normalisasi saluran irigasi persawahan dilakukan dengan cara gotong royong melibatkan HIPPA dan pemerintah desa setempat.

 

Dia menjelaskan memasuki periode ke lima, kegiatan normalisasi saluran irigasi Dam Rakinten mencapai panjang 800 meter.

 

“Gugur gunung ini merupakan kegiatan rutin petugas pekerjaan umum dan tata ruang, bersama kelompok himpunan petani pemakai air dan pemerintah di wilayah masing-masing” kata Djoko, PLT Kabid SDA Dinas PUTR Lumajang kepada wartawan, Rabu (20/11/2024).

 

Djoko menjelaskan bahwa kegiatan normalisasi saluran irigasi Dam Rakinten dengan cara Gugur Gunung melibatkan banyak pihak bisa memupuk semangat rasa gotong royong.

 

Dan juga, kata dia kegiatan normalisasi saluran bisa mencegah terjadinya banjir akibat pendangkalan sendimen dan memperlancar saluran air yang menuju ke persawahan.

 

“Jaringan irigasi Rakinten ini mengairi 190 hektar yang berada di 3 desa. Desa Tukum, Desa Denok dan Desa Wonokerto Kecamatan Tekung. Kami disini menggelorakan semangat gotong royong antara pemerintah dengan pemerintah Desa, Kecamatan, maupun kelompok HIPPA dan petani untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, gotong royong dan rasa memiliki terkait dengan insfratruktur jaringan irigasi” jelasnya.

 

Disinggung bagaimana jika nantinya aliran air irigasi ke petani masih tidak lancar paska dilakukan gugur gunung, ia menyebut akan dilakukan evaluasi.

 

“Ini nantinya sebagai bahan evaluasi, dengan sistem pengeringan ini kita tahu, apa yang menjadi penyebab ketidak lancaran air irigasi, kalau memang selepas ini ternyata ada sedimen yang harus nanti, dalam arti dinormalisasi secara mekanis, insyaallah kita akan mengawal usulan itu untuk menjadi sebuah pekerjaan normalisasi,” pungkas Djoko.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *