Foto: Aryo Yudhanto Wijokongko (paling tengah). (Dok transparansi)
JEMBER, transparansi.co.id – Kerusakan parah pada jalur Rambipuji-Puger di Kabupaten Jember memicu kemarahan warga.
Aksi demonstrasi dan pemblokiran jalan dilakukan sebagai bentuk protes atas lambatnya perbaikan jalan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Kondisi ini telah menyebabkan banyak kecelakaan, bahkan memakan korban jiwa.
Kerusakan jalan diperparah oleh truk-truk besar pengangkut semen dari Kecamatan Puger yang melintas setiap hari.
Selain itu, jalur ini menjadi lebih padat karena adanya penutupan jembatan di wilayah Kasiyan.
Kepala UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan (PJJ) Jember, Aryo Yudhanto Wijokongko, menjelaskan alasan di balik lambatnya perbaikan jalan tersebut.
“Bisa kami jelaskan bahwa bukan berarti pada tahun 2023 dan 2024 lalu ini tidak ada perbaikan. Tetap ada perbaikan dengan pemeliharaan rutin, seperti penambalan, karena memang keterbatasan anggaran,” ujar Aryo.
Aryo menambahkan, umur rencana jalan di jalur tersebut sudah habis, sehingga tidak cukup dengan tambal sulam.
“Umur rencana jalannya sudah habis, maka perlu pergantian konstruksi jalan baru,” terangnya.
Untuk mengatasi persoalan ini, Dinas PU Bina Marga Jawa Timur telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp52 miliar pada tahun 2025.
Dana ini akan digunakan untuk perbaikan konstruksi jalan secara menyeluruh, terutama di Kecamatan Puger dan Balung.
“Anggaran Rp30 miliar ini diperuntukkan untuk konstruksi menerus atau perbaikan jalan, yang akan difokuskan di Kecamatan Puger dan Balung. Sisa anggarannya akan dialokasikan untuk perbaikan di ruas jalan yang mengalami kerusakan parah, seperti Rambipuji, Kasiyan, atau beberapa spot lainnya,” pungkasnya. (Zainul Hasan)