KemensosPolda Jatim

Difabel di Jember Butuh Kepastian Hukum, Dugaan Pemerkosaan Dilaporkan ke Polres Jember

Inisial S Korban dugaan pemerkosaan di teras rumahnya di Jember. (Dok istimewa)

Jember, transparansi.co.id– Terduga Pelaku pemerkosaan terhadap seorang difabel tunawicara di Jember ternyata iparnya.

Terduga Pelaku berinisial SGK ini merupakan suami dari saudara sepupu korban yang berasal dari desa sebelah.

Entah apa yang terbesit di kepala SGK kala itu, tiba-tiba dia mendekati korban yang baru selesai mandi di sungai.

Terduga pelaku yang telah nafsu berat langsung membungkam mulut korban dengan tangannya kemudian menyeretnya ke jurang dekat sungai.

Di jurang itulah terduga pelaku mendorong korban hingga terjatuh ke tanah lantas memerkosanya.

Korban yang tidak berdaya hanya bisa melawan sebisanya, namun tetap saja tidak mampu mengalahkan kebrutalan ipar bejatnya.

Setelah diperkosa, sang ipar meninggalkannya di jurang itu, sementara korban masih menangis sebelum akhirnya pulang ke rumahnya.

Setibanya di rumah, korban yang tidak bisa berbicara seketika masuk ke dalam rumah dan tidak memberitahukan kejadian itu kepada keluarganya.

Beberapa hari kemudian, korban yang menyadari adanya dampak dari pemerkosaan itu telentang di lantai.

Dia memanggil anak semata wayangnya yang basih berusia 8 tahun kemudian menyuruhnya untuk menginjak perutnya.

Sang anak yang masih belum mengerti apa-apa ini pun menurut saja pada perintah ibunya.

Dia langsung menaikkan perut ibunya kemudian menginjak-injaknya berkali-kali dengan sepenuh tenaganya.

Sesaat kemudian, ibu korban yang mengetahui hal itu langsung menegur anak korban dan menyuruhnya untuk berhenti menginjak-injak perut ibunya.

Tingkah aneh korban saat itu memicu rasa curiga ibunya hingga membuatnya bertanya gerangan korban melakukan hal itu.

Karena diselimuti rasa khawatir, korban tidak langsung menjawab pertanyaan sang ibu, bahkan melambaikan tangan seolah tidak terjadi apa-apa.

Ibu korban yang terlanjur curiga langsung pergi ke apotek untuk membeli testpack.

Dan benar saja, setelah melakukan testpack, korban positif hamil ditandai dua garis biru pada alat itu.

Setelah mengetahui korban hamil, ibu korban lantas menanyakan kepada korban soal laki-laki yang telah menghamilinya.

Setelah diusut, barulah korban membuka semuanya kepada sang ibu bahwa dia diperkosa ipar dari saudara sepupunya.

Pada 18 Juli 2024, sekira pukul 10.00 WIB, korban beserta keluarganya, didampingi Kasun, mendatangi SPKT Polres Jember untuk melaporkan perbuatan terduga pelaku.

Laporan tersebut tertuang dalam surat tanda penerimaan laporan Nomor: LP/B/293/VII/2024/SPKT/POLRES JEMBER/POLDA JAWA TIMUR.

Surat tersebut ditandatangani Aiptu Andi Suyudiyanto, atas nama Kepala Kepolisian Resor Jember.

Kini, keluarga korban maupun pihak Kades hingga jajaran Muspika memasrahkan masalah ini sepenuhnya ke Polisi.

“Kami harap, Polisi melakukan proses hukum yang berlaku,” ucap ibu korban.

Di sisi lain, Kanit PPA Polres Jember, Ipda Kukun Waluwi Hasanudin, telah menindaklanjuti perkara ini.

“Masih sementara proses,” ucap Ipda Kukun Waluwi Hasanudin, Senin (29/7/2024).

Terpisah, Kepala UPTD PPA pada DP3AKB Jember, Poedjo Boedi Santoso, telah memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini.

Atas bantuannya, korban kini telah memiliki pendamping hukum dan berada dalam pendampingan PPA.

“Tadi siang pendamping hukum dan korban sudah bertemu di UPTD,” ucap Boedi.

Saat ini, korban tengah hamil 4 bulan, diduga hasil dari pemerkosaan tersebut.

Korban berusia 27 tahun ini memang tinggal bersama kedua orangtuanya usai bercerai dengan suaminya 3 tahun lalu.

(Zainul Hasan)

Exit mobile version