Jember – Transparansi.co.id – Kegiatan rutin studi tour kunjungan industri (KI) kelas X yang kerap dilaksanakan sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) 1 Kabupaten Jember Jawa Timur dikeluhkan orang tua murid.
Pasalnya, biaya belajar sambil berwisata keluar daerah tersebut tidak seluruhnya mampu dibayar oleh orang tua murid.
Disebutkan bahwa biaya studi tour kunjungan industri (KI) yang diselenggarakan SMKN 1 Jember sebesar Rp1.150.000 tidak dengan penjelasan keterangan perincian kegunaannya.
Hal itu disampaikan oleh SI (33) salah satu orang tua murid yang saat ini mengenyam pendidikan di bangku sekolah SMKN 1 Jember.
Menurut SI (33) biaya studi tour yang dilakukan pada sekolah anaknya ini dinilai cukup berat. Karena bertabrakan dengan kebutuhan yang tidak kalah penting lainnya.
Ia menyampaikan bahwa dirinya belum melakukan pembayaran sepeserpun uang KI. Ia menyebut pembayaran berakhir pada bulan Agustus mendatang.
“Sangat keberatan mas jika harus keluar uang sebesar itu, belum lagi ditambah uang saku perjalanannya, nggak mampu saya,” ucap SI di kediamannya kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).
Jika ditambah dengan sumbangan komite Rp420 ribu dirasa cukup berat baginya yang suaminya berprofesi sebagai pegawai honorer.
“Untuk bayar uang komite saya sudah angsur lewat buku tabungan,” terang dia sembari menyodorkan buku tabungan anaknya kepada wartawan.
Ia berharap kepada komite sekolah untuk membatalkan semua jenis tarikan yang membebankan. Dan kegiatan itu dibatalkan atau mencari alternatif lain yang lebih efektif dan efisien.
“Kami berharap pihak sekolah dan komite mengerti hal ini. Banyak kebutuhan yang lebih penting dari itu,” ujar dia dengan nada penuh harapan.
Sementara itu, wakil kepala sekolah SMKN 1 bidang kehumasan, Riyadi, membenarkan perihal program kunjungan industri itu.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan kegiatan yang bersumber dari orang tua siswa pelibatannya melalui komite sekolah.
“Pembiayaan itu ditentukan oleh komite sekolah ya, dalam hal ini adalah yang sifatnya melibatkan dana orang tua pastinya pelibatannya melalui komite lah,” kata Riyadi di lobi kantor SMKN 1 kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).
Riyadi menegaskan bahwa pihak sekolah akan menggratiskan bagi orang tua yang tidak mampu dalam pembayaran program tersebut.
“Gratis biasanya gitu, banyak pak yang seperti itu,” ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa besaran biaya nantinya akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran siswa.
Disinggung terkait iuran sumbangan sukarela, suryadi menyampaikan bahwa berdasarkan peraturan pemerintah dan prosedur hal itu diperbolehkan.
Menurut dia sumbangan sukarela hasil kesepakatan yang disetujui orang tua dan komite sekolah pada saat ajaran baru.
“Tidak ada patokan, namanya sumbangan sukarela tidak ada patokannya,” Jelasnya.
Ia tidak mengetahui besaran sumbangan, peruntukan dan penggunaan sumbangan sukarela ke komite sekolah dengan dalih bukan kewenangannya.
Ia sebut sumbangan sukarela siswa dalam pengelolaannya tangung jawab komite sekolah.
“Peruntukannya biasanya sudah dijelaskan mungkin orang tua siswa tidak hadir. Itu ada di komite sekolah,” pungkasnya.