Rumah nenek Nurakmi dengan kondisi atap genting berjatuhan dan miring di Dusun Pejitalang Desa Karangkedawung Kecamatan Mumbulsari. (Dok transparansi.co.id)
JEMBER, transparansi.co.id– Nasib pilu menimpa keluarga nenek Nurakmi (91) warga Dusun Pejitalang RT 09 RW 07, Desa Karangkedawung, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Pasalnya, rumah dengan kondisi hampir roboh itu mengancam keselamatan jiwa keluarganya.
Nurakmi tinggal di rumah reyot itu bersama cucu dan anaknya yang sama-sama janda.
Rumah reyot dengan kondisi genting berjatuhan itu berukuran panjang 8 meter dan lebar 5 meter, dengan tiga orang penghuni, yakni Nurakmi, Sanima dan cucunya. Tiap malamnya ia menumpang tidur di ruang tamu anaknya yang kebetulan berdampingan dengan tempat tinggalnya.
Mirisnya, saat turun hujan, semua perabotan dan pakaiannya basah kuyup akibat atap genting rapuh dimakan usia. Kondisi itu sudah berlangsung dua tahun lamanya.
Surakmi setiap harinya tidak pernah putus berdoa agar diberikan keselamatan tidak menimbulkan korban jiwa.
“Tiap malam saya terus berdoa agar saya diberikan keselamatan dan tidak kerobohan,” ujar Surakmi sembari tangannya mengelusi dada.
Kendati demikian, sempat terbersit di hati keluarga Surakmi untuk memiliki tempat tinggal yang layak. Namun sayangnya ia tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk bisa memperbaiki tempat tinggalnya.
Sanima (67) anak dari nenek Surakmi merupakan tulang punggung keluarganya, dengan penghasilan kisaran Rp40 ribuan hanya cukup untuk biaya hidup setiap harinya.
Surakmi mengaku mendapatkan bantuan beras dari pemerintah namun jauh dari kecukupan untuk anak dan cucunya.
Kata Surakmi, rumah dengan kondisi mau roboh itu didapat dari bantuan pemerintah puluhan tahun silam.
“Rumah ini dulunya didapatkan dari bantuan pemerintah puluhan tahun silam,” kata Surakmi dengan logat bahasa Madura, di kediamannya, kepada wartawan, Sabtu (16/11/2024).
Keluarga Surakmi berharap pemerintah memperhatikan keselamatan keluarganya dan bisa membantu memperbaiki rumahnya, mengingat ia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa akibat faktor kemiskinan yang dideritanya.
“Kami berharap kepada pemerintah agar bisa bantu perbaiki rumah saya. Saya bisa makan aja sudah untung, apalagi betulin rumah” harap dia kepada pemerintah di hadapan wartawan.
(Herman)