Ilustrasi sawah kekeringan. (Dok istimewa)
LUMAJANG, Transparansi.co.id – Tuwowo atau petugas ulu ulu banyu di dua desa di Kabupaten Lumajang mengeluh akibat kecilnya debit air di saluran irigasi.
Dua desa yang mengalami penurunan debit air itu, diantaranya Desa Wonokerto, Kecamatan Tekung dan Desa Denok, Kec/ Kab Lumajang, Jawa Timur.
Akibat kurangnya ketersediaan air irigasi persawahan itu tidak jarang Tuwowo (petugas ulu ulu) harus mendapatkan omelan dari para petani.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Tuwowo Desa Denok, Ulum, dirinya seringkali mendapatkan teguran dari para petani akibat kecilnya debit air yang masuk di area persawahan di wilayahnya.
“Saya sering disalahkan oleh para petani, karena kecilnya aliran air sungai itu,” ucap dia dengan raup wajah lesu.
Ia menduga, hal ini terjadi akibat sendimen yang terlalu tinggi di saluran irigasi yang berdampak pada turunnya debit air.
Ia sebut tumpukan sedimen berasal dari galian proyek plengsengan yang tidak dilakukan pembersihan oleh pihak pelaksana pekerjaan.
Menurut dia, kekurangan ketersediaan air di wilayahnya sudah berjalan satu bulan lamanya.