Bareskrim Mabes PolriListrik NegaraPLN

Kelistrikan untuk Bak Penampungan Air Bersih di Ledokombo Diduga Pakai kWh Meter Subsidi 450 VA

×

Kelistrikan untuk Bak Penampungan Air Bersih di Ledokombo Diduga Pakai kWh Meter Subsidi 450 VA

Sebarkan artikel ini

kWh meter subsidi 450 VA di Dusun Sumbernangka, Desa Ledokombo, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember (dok istimewa)

Jember, transparansi.co.id- Bak penampungan air bersih yang dibangun oleh pemerintah Desa/Kec Ledokombo, Kabupaten Jember tahun 2023 silam telah diserahterimakan kepada masyarakat untuk dikelola secara mandiri. 

banner 325x300

Untuk menghidupkan mesin pompa air diduga memakai listrik subsidi kWh meter 450 VA.

Program air bersih dari pemerintah desa yang diperuntukkan bagi warga itu berlokasi di Dusun Sumbernangka, Desa Ledokombo, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Diketahui, bahwa program tersebut terbagi menjadi tiga paket pekerjaan yang bersumber dari dana desa dan dana hibah tahun 2023.

Pembangunan yang bersumber dari dana desa diantaranya pembangunan bak penampungan air bernilai sekitar Rp199 juta dan pemasangan pipanisasi dengan nilai sekitar Rp166 juta.

Namun, untuk pembangunan sumur bor yang bersumber dari dana hibah 2023 itu masih misterius karena tidak adanya prasasti yang ditemukan terpasang di lokasi.

Kepala Desa Ledokombo, Ipung Wahyudi ketika dikonfirmasi transparansi.co.id pada Senin 13/5 mengatakan, bahwa proyek pembangunan bak air bersih dan pemasangan pipanisasi tersebut bersumber dari DD tahun 2023. Tidak benar dikatakan double accounting.

Terkait pekerjaan sumur bor yang bersumber dari dana hibah, Ipung Wahyudi enggan memberikan statement berdalih bukan kapasitasnya untuk menjawab dan bukan tanggungjawabnya.

“Itu bukan ranah saya, itu tangung jawab ketua Pokmas,” sergahnya.

Ipung menyampaikan bahwa program tersebut sudah selesai dalam pengerjaannya. Secara resmi pemdes Ledokombo sudah menyerahterimakan bak penampungan air bersih kepada tamir masjid bernama Hot untuk pengelolaannya.

“Saya harus serah terima kan program DD itu ke masyarakat. Waktu itu aku serahkan ke takmir masjid Baiturrahman bernama pak Hot” jelasnya.

Terkait teknis pengelolaan dan penyaluran air ke masyarakat, Ipung menyebut sepenuhnya menjadi kebijakan takmir masjid selaku pengelolanya.

“Mau disalurkan kemana, ditarik retribusi berapa itu kan kebijakan takmir,” ujarnya.

Kendati begitu, Ipung mengaku secara pribadi masih membantu biaya operasional setiap bulannya, mengingat, pendapatan hasil retribusi dari masyarakat tidak mencukupi dengan biaya operasional yang harus ditanggung oleh pengelola.

“Mengingat kondisi geografis naik turun. Setiap bulan aku support karena listrik belum masuk. kilometer (kWh) (berjarak) satu kilometer (dari Bak penampungan), kalo voltase lagi turun pakai genset, kalo sudah pakai genset biaya bengkak mas,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *