kementerian pertanian

Progam Serap Gabah Tak Optimal di Jember, Petani Desa Sumberwringin Terpaksa Lepas Harga Rp580 Ribu/Kuintal ke Tengkulak

×

Progam Serap Gabah Tak Optimal di Jember, Petani Desa Sumberwringin Terpaksa Lepas Harga Rp580 Ribu/Kuintal ke Tengkulak

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072

Foto:  petani desa Sumberwringin dan lobi kantor Bulog Jember. (Dok tranparansi)

Jember, transparansi.co.id – Petani Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono Jember kecewa lantaran program penyerapan gabah oleh pemerintah melalui Bulog tidak berjalan dengan baik.

banner 325x300

Pasalnya, program penyerapan gabah oleh pemerintah dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6500 per kilogram yang sudah ditentukan pemerintah tidak dirasakan oleh petani setempat. Kondisi ini membuat petani harus menjual ke tengkulak dengan harga Rp580 ribu per kuintal.

Seperti yang dialami petani Desa Sumberwringin, Pak Us, ia mengungkapkan bahwa sebelum dilakukan pemanenan padi miliknya, ia sudah berkordinasi dengan Gapoktan desa setempat.

“Sebelum dipanen saya sudah tanyakan dan pemberitahuan kepada Gapoktan,” kata Yus kepada wartawan di kediamannya, Selasa (11/3/2025).

yus menjelaskan bahwa keterpaksaan menjual Gabahnya seberat 4,1 ton kepada tengkulak seharga di bawah Rp600 ribu dikarenakan tidak adanya kepastian dari pihak Gapoktan untuk bisa menjual ke Bulog.

“Katanya overload, kemampuan Bulog menerima pembelian gabah 100 ton per hari,” ujarnya.

Ia kecewa lantaran tidak merasakan program ini diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi petani.

Sementara itu, Nanda, petani Desa Sumberwringin sangat menyayangkan program ketahanan pangan serapan gabah tidak berjalan maksimal di desanya.

Ia menyampaikan bahwa selama ini tidak ada penjelasan di forum desa secara lengkap mengenai prosedur pembelian gabah yang dilakukan oleh Bulog terhadap hasil gabah dari para petani di Desa Sumberwringin.

Ia berharap kepada Bulog bisa turun langsung ke desa untuk memastikan proses penyerapan berjalan dengan baik.

Terpisah, ketua Gapoktan Desa Sumberwringin, Eko, menyampaikan bahwa tidak bisanya mengirim gabah petani ke Bulog disebabkan beberapa faktor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *