Dinas Pendidikan Provinsi Jawa TimurKementrian pendidikan

Komite SMKN 1 Jember Tepis Tudingan Biaya Program KI dan PKL Hasil Kinerjanya: SK Nggak Ada, Apa Kewenangan Kita

×

Komite SMKN 1 Jember Tepis Tudingan Biaya Program KI dan PKL Hasil Kinerjanya: SK Nggak Ada, Apa Kewenangan Kita

Sebarkan artikel ini

 

Jember, transparansi.co.id – Nor Ismoyo, ketua komite sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) 1 Jember, Jawa Timur, menepis adanya tudingan biaya program study tour kunjungan industri, PKL dan UKK di SMKN 1 Jember keputusan mereka.

Pasalnya, berdasarkan surat keputusan kepala sekolah SMKN 1 Jember nomor: 421/444.a/101.6.5.19/2021 Masa Bakti 2021-2024 tentang pembentukan dan penetapan pengurus komite SMKN 1 Jember itu berakhir di bulan November 2024.

Artinya, paska berakhirnya masa jabatan hingga saat ini awal bulan Mei 2025, SMKN 1 Jember mengalami kekosongan jabatan komite.

Perlu diketahui bahwa komite sekolah merupakan sebuah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua siswa, komunitas sekolah, dan tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Komite sekolah berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian pertimbangan, dukungan, dan pengawasan di tingkat satuan pendidikan.

Sementara itu, ketua komite SMKN 1 Jember periode 2021-2024, Nur Ismoyo, menyampaikan bahwa dirinya tidak lagi menjabat sebagai ketua komite SMKN 1 Jember kisaran sejak enam bulan yang lalu.

Namun demikian, di akhir masa jabatannya, dirinya bersama anggota komite, orang tua siswa dan pihak sekolah telah menyelesaikan beberapa pembahasan, diantaranya pengadaan baju seragam dan sumbangan sukarela komite sekolah.

“Terakhir bulan Agustus 2024 kita bahas pengadaan baju seragam dan sumbangan sukarela, setelahnya tidak ada pembahasan,” kata Nur Ismoyo dengan didampingi sejumlah anggota komite SMKN 1 Periode 2021-2024 kepada wartawan, Jumat (1/5/2025), di Cafe Dira.

Ia sebut pembahasan program belajar diluar sekolah yang pendanaannya bersumber dari siswa yang tidak didasari prosedur yang semestinya bukan menjadi tanggungjawabnya.

Untuk itu, lanjut dia, sumbangan yang tidak didasarkan rapat dan kesepakatan antara komite dan orang tua yang meliputi : Kunjungan Industri kelas X = 1.150.0000, PKL kelas XI = 790.000 dan Ujian Kelas XII = 660.000 harus dikembalikan ke orang tua siswa.

Ia juga menyebutkan bahwa kegiatan belajar yang pendananya bersumber dari orang tua siswa dan tidak melalui rapat forum komite bisa disebut pungutan liar.

Nur Ismoyo juga menyampaikan bahwa hasil pertemuan musyawarah antara komite sekolah dan orang tua siswa pada bulan Agustus tahun lalu besaran sumbangan komite disepakati sebesar Rp420 ribu per siswa. Sumbangan siswa tersebut nantinya akan diperuntukkan untuk beberapa hal, salah satunya untuk rehabilitasi gedung aula.

“Setiap kita melakukan kegiatan pertemuan dengan wali murid pasti ada berita acaranya, kalo pertemuan dengan wali murid tidak ada berita acaranya wah ini (bisa dikatakan) makan administrasi,” ucapnya.

Nur Ismoyo tidak mengetahui secara pasti besaran sumbangan sukarela siswa yang terkumpul sampai dengan saat ini, ia berdalih bukan kapasitasnya untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan.

Kata dia, uang sumbangan sukarela komite sekolah pengelolaannya tidak pada dirinya melainkan di pihak sekolah.

“Keterkaitan dengan itu kita sudah tidak kesana lagi, karena sudah nggak ada kita, Sk nya nggak ada terus apa kewenangan saya memeriksa,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, SI (33) wali murid keberatan dengan besaran biaya studi tour kunjungan industri (KI) yang dinilai terlalu besar.

Pasalnya, biaya belajar sambil berwisata keluar daerah tersebut tidak seluruhnya mampu dibayar oleh orang tua murid.

Sementara itu, Kasi Kehumasan SMKN 1 Jember, Riyadi, menyampaikan bahwa kegiatan kegiatan yang bersumber dari orang tua siswa pelibatannya melalui komite sekolah.

“Pembiayaan itu ditentukan oleh Komite sekolah ya, dalam hal ini adalah yang sifatnya melibatkan dana orang tua pastinya pelibatannya melalui komite lah,” kata Riyadi di lobi kantor SMKN 1 kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).

Suryadi menegaskan bahwa pihak sekolah akan menggratiskan bagi orang tua yang tidak mampu dalam pembayaran program tersebut.

“Gratis biasanya gitu, banyak pak yang seperti itu,” ujar dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *