Kriminal Polda JatimKriminal Polres Jember

Warga Sukokerto Korban Dugaan Penganiayaan dan Penyekapan Melapor ke Polres Bondowoso, Orang Tua Korban Butuh Keadilan

×

Warga Sukokerto Korban Dugaan Penganiayaan dan Penyekapan Melapor ke Polres Bondowoso, Orang Tua Korban Butuh Keadilan

Sebarkan artikel ini
Oplus_131106

Foto: Rofiki korban dugaan penganiayaan dan penyekapan melakukan visum di rumah sakit Bhayangkara Bondowoso. (Dok transparansi)

 

Jember, transparansi.co.id – Muh Rofiki (21) warga Desa Sukokerto, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, akhirnya melaporkan dugaan penyekapan dan penganiayaan yang dialaminya ke Polres Bondowoso, Polda Jatim, pada Sabtu (19/7/2025).

Korban didampingi kedua orang tuanya melaporkan peristiwa itu ke Polres Bondowoso dengan Nomor LP/B/228/VII/2025/SPKT/POLRES BONDOWOSO POLDA JAWA TIMUR tertanggal 19 Juli 2025.

Rofiki saat dikonfirmasi di kediamannya mengatakan, pada hari Kamis, 17 Juli 2025, sekira pagi hari dirinya dijemput di kediamannya oleh salah seorang operator SPBU Sukowono inisial IM untuk dibawa ke SPBU tempatnya IM bekerja.

Sesampainya di SPBU Sukowono, korban oleh inisial BD langsung dinaikkan ke sebuah mobil warna hitam beserta empat orang di dalamnya menuju ke Kabupaten Bondowoso.

Sesampainya di Kota Bondowoso, korban diajak muter-muter di wilayah Bondowoso yang pada akhirnya sampailah di sebuah gudang kosong yang tidak diketahui alamat pastinya.

Korban tidak mengetahui penyebab dari peristiwa yang dialaminya itu, Ia menduga ada keterkaitan dengan BBM solar subsidi di tempatnya ia bekerja.

Sesampainya di gudang kosong tersebut tiba-tiba korban disekap disiksa dengan kondisi mata ditutup lakban dan tangan terikat. Penyiksaan terus terjadi di dalam gudang hingga keesokan harinya.

“Saya dipukul habis habisan, ditendang, disetrum, dicambuk, bahkan saya terasa ada mobil yang di tabrakan ke saya,” kata Rofiki dengan nasa merintih kesakitan kepada wartawan di kediamannya, Sabtu (19/7/2025).

Korban mendunga bahwa peristiwa tragis yang dialaminya itu dilakukan oleh puluhan orang. Ia hanya mengenal tiga orang pelaku selebihnya tidak diketahui dikarenakan mata tertutup lakban.

Mirisnya lagi, kurun waktu hampir dua hari di dalam gudang kosong itu korban hanya diberi makanan sisa orang yang ada di dalam gudang.

“Saya tidak bisa berbuat apa-apa pak, setiap saya teriak kesakitan api putung rokok mendarat di badan saya, makan dari sisa orang,” ucap dia.

Sementara itu Sutik orang tua korban kepada wartawan menyampaikan bahwa peristiwa yang menimpa anaknya itu diketahuinya atas laporan pegawai SPBU Sukowono.

Atas laporan karyawan SPBU itu, lantas kemudian, kedua orang tua korban dengan diantar karyawan SPBU mendatangi lokasi kejadian di wilayah Bondowoso, dan didapati anaknya dengan kondisi mata tertutup lakban penuh dengan luka.

Peristiwa penganiayaan anaknya itu terjadi di depan mata kedua orang tuanya.

Orang tua korban mengaku sempat meminta ampun kepada pelaku akan tetapi pemukulan masih terus terjadi.

Korban mengalami ancaman jika permasalahan ini dilaporkan ke kepolisian.

Orang tua korban butuh keadilan meminta kepolisian Polres Bondowoso segera menindaklanjuti perkara yang telah dilaporkannya itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *