Weda Redianang Yuda Pratama, bagian administrasi CV. Hidup Baru saat dikonfirmasi awak media di kantornya, Sabtu (22/6/2024).
Jember, transparansi.co.id- Jeritan kelompok tani terkait sulitnya mendapatkan pupuk subsidi di musim tanam kedua (MT 2) di Desa Sukokerto, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, akhirnya management CV. Hidup Baru angkat bicara.
Di musim tanam kedua tahun 2024 ini, kelompok tani setempat dibuat kelimpungan untuk mendapatkan pupuk subsidi.
Kelompok tani yang namanya terdaftar di sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tidak bisa menebus pupuk subsidi lantaran kekosongan ketersediaan pupuk subsidi di kios penyalur UD. Peduli Umat binaan distributor CV. Hidup Baru.
“Kalo dari pupuknya masih banyak. Alokasi pupuk (kelompok tani Desa Sukokerto) juga masih banyak,” kata Weda Redianang Yuda Pratama, bagian administrasi CV. Hidup Baru kepada tim transparansi.co.id di ruang kerjanya pada Sabtu (22/6/2024).
Danang menyampaikan, alokasi pupuk subsidi untuk kelompok tani Desa Sukokerto melalui kios penyalur UD. Peduli Umat hingga saat ini masih menyisakan 145 ton jenis urea dan 109 ton jenis NPK.
Danang mengatakan, sudah satu bulan ini pihaknya tidak lagi melakukan pengiriman pupuk subsidi ke kios UD. Peduli Umat, Danang menyebut, tidak adanya permintaan penebusan dan juga tunggakan utang pembayaran pupuk subsidi yang belum terselesaikan oleh pihak kios hingga sekarang.
“Tidak ada permintaan penebusan dari kios, mungkin kendala keuangan jadi belum bisa bayar. Rp19 juta belum terbayar masian,” kata Danang.
Menurut Danang, pengiriman pupuk subsidi akan kembali dilakukan jika pihak kios sudah menyelesaikan kewajiban pembayaran utang kepada pihak distributor.
Ketika disingung terkait nasib petani akan kebutuhan pupuk subsidi saat ini, Danang terlihat kebingungan.
“Kalo bisa dilunasi dulu pak. Gimana ngeh kita bingung juga, takutnya kebelakang tidak ada pembayaran lagi,” ujar Danang dengan nada belepotan.
Sejauh ini, lanjut Danang, pihak distributor sudah dua kali mengirimkan surat peringatan penagihan kepada kios, namun tidak ada etika baik untuk menyelesaikan.
“Kita sudah tagih terus menerus, karena kita juga kasian sama petani, hanya janji-janji,” keluhnya.
Danang dengan tegas menyampaikan, bahwa pihaknya akan memberikan sangsi kepada kios dengan tidak diaktifkan aktivitasnya dalam penyaluran pupuk subsidi selama beberapa bulan. Untuk penyaluran pupuk subsidi ke kelompok tani berikutnya akan dilakukan sesuai mekanisme dengan persetujuan PPL setempat.
Sementara itu, seorang petani yang meminta anonim kepada transparansi.co.id mengatakan, dirinya merasa keberatan bila mana pengiriman pupuk subsidi harus ditunda dan menunggu pelunasan dari pihak kios penyalur.
“Sampai kapan? sementara petani sudah sebulan tidak mendapatkan pupuk subsidi,” tanya dia.
Menurut dia, pupuk subsidi segera dilakukan pengiriman mengingat akan kebutuhan pupuk subsidi oleh petani saat ini.
Dia meminta kepada pihak distributor dalam melakukan pengiriman pupuk subsidi ditujukan langsung kepada masing-masing kelompok tani.
“Langsung dikirimkan ke kelompok tani dan di tempatkan di kantor balai desa, petani sudah siap dalam keuangan,” pintanya.
(Herman)